anyoeng haseoo ?!
apa kabar bloggerers??
di laman ini ak mau sedikit berbagi tentang hobiku satu ini..
About Traditional dance, ya menari adalah salah satu hobi yang paling aku senangi..
di laman ini jg ada sedikit koleksi foto pribadi dan sedikit penjelasan tentang sinopsis tari tersebut..
LET'S ENJOY FRIENDS !!
1. TARI RETNO PAMUDYA
Sumber cerita Tari Retno Pamudya adalah menceritakan kepahlawanan Srikandi dalam menghadapi Bisma. Dalam ciptaan tari Retno Pamudya ini. R.T Koesumokesowo menampilkan sosok seorang putri yang terampil memainkan senjata berupa cundrik dan panah dengan lincah, cukat dan trengginas. Namun tidak lepas dari kodratnya sebagai wanita yang masih memperlihatkan kelembutan, kehalusan, dan kesabaran. Tari Retno Pamudya dibagi menjadi 4 bagian yaitu Maju Beksan, Beksan dan Mundur Beksan.
Pada bagian Maju Beksan menggambarkan bentuk semedi agar dalam menjalankan tugas berperang melawan Bisma mendapatkan suatu kemenangan serta keteguhan hati sosok Srikandi dalam berperang melawan pamannya sendiri.
Bagian Beksan Tari Retno Pamudya menggambarkan tokoh Srikandi sebagai tokoh wanita yang masih mempunyai kelembutan, kehalusan, serta kesabaran sebagai kodratnya.
Bagian perangan menampilkan gerak-gerak lincah, cukat trengginas serta ketrampilan dalam memainkan senjata yang berupa panah dan cundrik. Dalam beksan perangan ini tokoh Bisma tidak ditampilkan. Besar kemungkinan karena R.T. Koesumokesowo tidak sedang menggarap tari silang jenis antara laki-laki dan perempuan.
Bagian akhir Tari Retno Pamudya berupa mundur Beksan yang berisi sekaran-sekaran srisikan yang dilanjutkan Jengkeng Sembahan. Pada Bagian mundur beksan ini mengandung maksud bahwa setelah mengakhiri sebuah pekerjaan tidaklah luput dari doa yang dipanjatkan.
2. TARI BEDHAYA MAHAKARYA BOROBUDUR
Tari Bedhaya di Surakarta merupakan salah satu contoh tari tradisi masa lampau yang tumbuh di istana dengan berbagai filosofis dan simboliknya, juga merupakan salah satu aktivitas religius kaum bangsawan dan bersifat Syiwaitis, yaitu kepercayaan kepada Dewa Syiwa. Dengan demikian diperkirakan Tari Bedhaya dilatarbelakangi pemikiran Hindu Jawa. Dalam penyajiannya Tari Bedhaya dapat disajikan dengan 7 penari maupun 9 penari. 7 penari melambangkan 7 bidadari di kahyangan, sedangkan 9 penari merupakan simbolik dari 9 lubang kehidupan atau dapat juga karena pengaruh dari agama Islam yaitu adanya Wali Sanga.
Tari bedhaya yang sering saya tari kan merupakan bedhaya kreasi yang sering dimainkan dalam Mahakarya Borobudur. Tari bedhaya ini merupakan kolaborasi dari dosen ISI Surakarta dan masyarakat sekitar candi Borobudur .
3. TARI GOLEK
Mengacu pada Tari Golek, Tari Golek berasal dari kata golekan yang artinya boneka dari kayu, dan apabila anak-anak perempuan bermain golekan atau boneka maka cenderung boneka tersebut dirias baik wajah, rambut maupun bajunya agar kelihatan lebih menarik, yang kemudian anak tersebut ikut berdandan juga dan aktivitas berain tersebut dapat menumbuhkan kreativitas pada anak-anak, maka hingga sekarang kita mengenal Tari Golek sebagai tari tradisi di Surakarta yang menggambarkan seorang anak yang sedang berdandan atau berhias diri dengan karakter putri endhel (lincah) dan busana jarik sonder / wiru di samping, baju rompi dengan menggunakan jamang.
Seperti pada Tari Gambyong, lata di belakang Golek menunjukkan nama gendhing iringannya. Macam-macam Tari Golek antara lain Golek Manis, Golek Mugirahayu, Golek Surungdhayung, Golek Sukaretna, Golek Tirtakencana, Golek Sri Rejeki, dan lain sebagainya.
5.TARI GAMBYONG
Tari Gambyong, adalah seni tari yang berasal dari Surakarta. Berdasarkan buku sejarah, Tari Gambyong pada awalnya di populerkan oleh seorang penari jalanan (tledek) yang cukup terkenal bermana “Gambyong”. Ia hidup pada zaman Sri Susuhunan Paku Buwono ke-IV di Surakarta sekitar tahun 1788-1820.
Gambyong, dikenal sebagai seorang penari yang cantik, gerakan tariannya sangat indah dan memiliki suara yang merdu, yang pada akhirnya mengantarkan Gambyong sebagai penari terkenal di wilayah Surakarta.
Berdasarkan beberapa catatan, Tari Gambyong seperti yang bisa kita nikmati sekarang, adalah perkembangan dari tari tledek atau tayub. Perkembangan tari tersebut sangat terasa pada zaman Sri Susuhunan Paku Buwono IX sekitar tahun 1861-1893.
Selain mengalami perubahan bentuk, tari Gambyong juga mengalami perubahan fungsi. Tari Gambyong yang semula hanya sebagai hiburan atau tontonan, kemudian beralih fungsi yaitu untuk upacara penyambutan tamu Negara. Bahkan dalam perkembangan terakhir, Tari Gambyong sering digunakan untuk kegiatan festival.
6. TARI SEJUTA BUNGA
Tari Sejuta Bunga, Tari ini merupakan tari kreasi khas Kota Magelang. Tari ini di kreasikan oleh Sanggar tari Arum Sari yang bertempat di kota Magelang. Tari ini menceritakan tentang Kota Magelang yang mempunyai slogan "sejuta bunga" dan bunga yang mekar nan indah.
1 komentar:
Trima Kasih Infonya sudah membantu banyak. :D
Posting Komentar